Alhamdulillah. Nampaknya Ramadhan tahun ini, jaringan televisi berbayar HBO menanyangkan film yang sejalan dengan nuansa bulan puasa, yakni film The Kite Runner. Sebuah kisah tentang kekuatan persaudaraan, kasih sayang, pengkhianatan, dan penderitaan yang diangkat berdasarkan novel laris karya Khaled Hosseini yang membuat semua pembacanya mengaku terhanyut, mengharu biru, hingga berkali-kali meneteskan air mata mengikuti cerita novel ini. Bukan karena kisahnya yang cengeng-merengek, tapi justru kerana ketegaran tokoh-tokohnya.

Berikut gambaran singkat tentang film ini yang saya ambil dari www.palangka-raya.net.

Kisah ini dimulai dengan sebuah keluarga kaya di bagian negara yang hampir perang di Afganistan, yaitu Kabul. Adalah Amir dan Hasan, dua orang teman masa kanak-kanak yang sangat akrab dan berjanji untuk menjadi sahabat selamanya ternyata harus terpisah karena keadaan. Adalah suatu sore yang indah di Kabul dan langit meriah dengan merayakan kegembiraan turnamen layang-layang (sebuah tradisi di musim berangin di Afganistan). Amir yang adalah anak majikan dimana ayah Hasan bekerja sebagai pengurus rumah tangga memenangkan turnamen tersebut dengan bantuan dari sahabatnya, Hasan.

Namun, suatu hari, sebelum perang dikumandangkan, Hasan dan ayahnya memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah Amir dan pindah ke bagian negara yang lainnya. tak lama kemudian, saat perang dimulai, Amir dan ayahnya pun pindah mengungsi ke Amerika.

Setelah 20 tahun hidup di Amerika, Amir yang adalah lulusan kedokteran beralih profesi menjadi pengarang buku. Suatu hari, ia mendapatkan telpon dari pamannya di Afganistan yang memintanya untuk pulang ke kampung halaman mereka, untuk suatu kebenaran yang harus diberitahukan.

Akhirnya, Hamir memutuskan untuk kembali ke Afganistan yang saat itu masih berbahaya di bawah gerakan Taliban. Ternyata, sang paman menceritakan rahasia yang selama ini disembunyikan ayahnya. Hasan adalah saudara kandung Amir, hasil hubungan gelap ayahnya dengan ibu Hasan, yang tak lain adalah pengurus rumah tangga di rumah mereka bersama suaminya, ayah Hasan, yang juga sahabat ayah Amir sejak kecil. (complicated kan?!!)

Pada saat Amir dan ayahnya berada di Amerika, Hasan kembali pulang ke rumah Amir di Kabul untuk membantu paman Amir menjaga rumah dan harta benda milik keluarga mereka. Namun naas, suatu hari Hasan dibunuh oleh anggota gerakan Taliban. Hasan pun meninggal bersama istrinya dan meninggalkan seorang anak laki-laki. Akhirnya Amir memutuskan untuk kembali ke Kabul untuk membawa serta anak Hasan, yang tak lain adalah keponakannya, kembali bersamanya ke Amerika. Tak berakhir sampai disitu, Amir pun harus menghadapi pasukan Taliban yang dipimpin oleh musuhnya sewaktu kecil.

Pokoknya cerita film ini complicated banget tapi bagus untuk ditonton. Mendidik dan memberikan pelajaran hidup buat audience-nya. Tak sembarang film seperti film kebanyakan yang hanya menampilkan sisi entertain untuk sekedar menghibur dengan fantasi, khayalan dan komedi, tapi film ini justru menggambarkan kehidupan real dalam saat-saat perang dan pengungsian.

Beberapa bagian yang paling menyentuh :

-Saat Amir membaca surat hasan yang dititipkan pada Rahim khan

-Saat Amir melaksanakan sholat di masjid (two thumbs up pada bagian ini, karena visual dan soundtracknya bikin bulu kuduk merinding)

-Saat Amir dengan antusias mengajari Sohrab bermain layang-layang sambil mengenang cara bermain Hassan

9 comments

widya school mengatakan... @ 10 September 2009 pukul 10.26

Sebagai muslim kita tebarkan persaudaraan dan cinta kasih .... Islam NO TERORIS

Indra mengatakan... @ 10 September 2009 pukul 14.42

aku suka film ini sama bukunya juga....ceritanya menyentuh...

Gayuh mengatakan... @ 10 September 2009 pukul 19.38

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh

noER mengatakan... @ 10 September 2009 pukul 23.34

terima kasih atas informasinya.....

re-saintazkiya mengatakan... @ 11 September 2009 pukul 17.43

Bener Islam tuh Antiteror dan cinta perdamaian, tapi mari kita wujudkan kebenaran dalam perdamaian. Kalau maksiat dalam damai buat apa?

Rossy R mengatakan... @ 12 September 2009 pukul 22.29

Islam itu agama Dunia dan Akhirat, kelak pada saat seluruh dunia menganut agama Islam itulah kemenangan ke dua di akhir zaman, lalu datang Dajjal, merusak iman.. sampai turunnya Nabi Isa dan Imam Mahdi..jd cerita...he hehe mau tau lebih lanjt baca di blog sy..

narti mengatakan... @ 12 September 2009 pukul 22.49

boleh juga filmnya.

narti mengatakan... @ 12 September 2009 pukul 22.50

baca ringkasan ceritanya, jadi pengen nonton filmnya nih...
thanks infonya.

harto mengatakan... @ 13 September 2009 pukul 09.38

Wah sayang di rumah ga ada tayangan HBO, kalo ada asik juga yaa... nonton ama keluarga. Trims yaaa infonya, salam ukhuwah islamiyah

Posting Komentar